Online Catalogue

Online Catalogue

Minggu, 05 Oktober 2014

Terpaksa Puas

Terkadang aku terpaksa puas dengan kenyataan sebatas ini.
Aku dan kau.
Aku yang mengagumi kau.
Sejak entah kapan pastinya.
Entah kapan aku mulai menyadarinya.

Aku terpaksa puas.
Berdamai dengan keadaan.
Menyadari ada jarak yang entah seberapa jauhnya jika ditempuh.
Menyadari tak pantasnya diri walau mengagumi.
Menyadari betapa aku ternyata menghabiskan banyak waktuku untuk berharap.
Mengharapkan sosok yang terlampau sempurna di mataku.

Ketika mulut tak sanggup mengucap harapan-harapan itu.
Aku membiarkan hati yang berbicara.
Membiarkan doa yang bekerja.
Membiarkan waktu mengambil alih kesimpulan harapanku.
Memercayai Tuhan mengendalikan semuanya.
Dan sejauh ini, aku terpaksa puas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar